rensingbat.desa.id - Pelatihan peningkatan Produktivitas yang di selenggarakan dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat berkerjasama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kabupaten Lombok Timur angkatan 1 yang bertempat di Aula Kantor desa Rensing Bat masuk hari ke 4 hari ini Kamis, 07/03/2024.
Pelatihan tersebut ikuti oleh 25 orang perwakilan dari 4 UMKM dengan jenis usaha kuliner, perbengkelan las, dan menjahit. Sebagai informasi, ke-4 UMKM di Lombok Timur, yaitu Putra Kembar, Bengkel Las Angga Jaya, Maju Bersama, dan Bale Taylor telah mendapat bantuan peralatan usaha dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) pada tahun 2022 dan 2023.
Di hari ke 4 ini pelatihan fokus pada penyampaian dan penerapan 5S dalam rangka membentuk sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh setiap orang dan diaplikasikan di mana saja, tidak hanya di lingkungan kerja saja tapi juga di rumah.
Para peserta hari ini diberikan kesempatan untuk mengunjungi 3 UMKM yang ada di desa Rensing Bat dalam rangka melihat situasi dan kondisi tempat kerja para pelaku usaha tersebut. Para peserta diarahkan untuk mempraktikkan penggunaan metode 5S tentang apa yang mereka lihat dilokasi kerja pelaku usaha. Selanjutnya para peserta akan mempresentasikan hasil dari penelitiannya di hadapan peserta lain.
Sebelumnya, Pemateri Komang dalam pejelasannya menyampaikan pentingnya penerapan budaya 5S di lingkungan kerja guna meningkatkan produktivitas. Adapun 5S, kata kata dia merupakan sebuah metode penataan dan pengelolaan tempat kerja secara sistematis dan terorganisir dengan pendekatan proses perubahan sikap.
Penerapan 5S bertujuan untuk membentuk sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh setiap orang dan diaplikasikan di mana saja, tidak hanya di lingkungan kerja saja tapi juga di rumah, Kata Komang.
5S, lanjutnya, merupakan gabungan 5 kata dari bahasa Jepang, yaitu Seiri (Sisih), Seiton (Susun), Seiso (Sasap), Seiketsu (Sosoh), dan Shitsuke (Suluh).
"5S berasal dari Jepang dan sudah banyak diterapkan di sebagian besar perindustrian seluruh dunia," jelasnya.
Pengertian 5S Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna, serta barang berguna disimpan dan barang tidak berguna dibuang. Selanjutnya, Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu penataan barang yang berguna agar mudah dicari, aman, serta diberi indikasi.
Kemudian, Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu pembersihan barang yang telah ditata dengan rapi agar tidak kotor, termasuk tempat kerja dan lingkungan.
Selanjutnya, Seiketsu adalah langkah penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja. Terakhir, Shitsuke yaitu penyadaran diri akan etika kerja.
Etika kerja ini mencakup disiplin terhadap standar, saling menghormati, malu melakukan pelanggaran, dan senang melakukan perbaikan. Menurut Komang, penerapan 5S secara efektif dapat memberikan manfaat bagi unit kerja secara visual maupun fungsional.
Metode itu juga berdampak terhadap peningkatan produktivitas, kualitas, efisiensi biaya dan waktu, moral karyawan, dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja serta dampak lingkungan lainnya.
"Aktivitas 5S yang membudaya akan memberikan dampak positif terhadap sikap kerja karyawan dan meningkatkan citra Kementerian Ketenagakerjaan," ujar Komang.